Dalam upaya memperkuat pendekatan pembelajaran kontekstual, siswa-siswi International Islamic Education Council (IIEC) melaksanakan kegiatan field trip edukatif ke sejumlah museum di Kota Bandung.
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pembelajaran berbasis pengalaman, yang bertujuan mengintegrasikan pengetahuan teoritis dengan observasi langsung terhadap sejarah, geologi, dan budaya.
Melalui eksplorasi langsung terhadap koleksi dan narasi sejarah, para peserta diajak untuk memahami dan mengembangkan literasi sejarah, berpikir kritis, dan apresiasi terhadap warisan intelektual bangsa.
Latar Belakang Kegiatan
Sebagai lembaga pendidikan Islam berstandar internasional, IIEC (International Islamic Education Council ) memandang pentingnya pembelajaran yang kontekstual dan aplikatif.
Dalam kerangka tersebut, field trip edukatif ke Bandung dirancang sebagai bagian dari strategi pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning), yang bertujuan mempertemukan siswa dengan sumber-sumber pengetahuan di luar ruang kelas.
Museum dipilih sebagai destinasi utama karena fungsinya yang multidisipliner: menggabungkan aspek sejarah, sains, budaya, dan nilai-nilai kebangsaan dalam satu ruang pembelajaran yang hidup.
Melalui interaksi langsung dengan koleksi dan narasi yang dikurasi secara ilmiah, siswa-siswi IIEC diajak untuk mengembangkan literasi visual, kemampuan berpikir kritis, serta apresiasi terhadap warisan intelektual dan spiritual bangsa.
Kegiatan ini juga sejalan dengan misi IIEC dalam membentuk generasi pelajar yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, wawasan global, dan karakter Islami yang kuat.
Destinasi Museum yang Dikunjungi
Dalam rangka memperkaya pengalaman belajar siswa secara langsung, field trip kali ini difokuskan pada dua institusi sejarah yang memiliki nilai edukatif tinggi: Museum Konferensi Asia Afrika dan Museum Gedung Sate.
Keduanya tidak hanya merepresentasikan warisan arsitektur dan diplomasi Indonesia, tetapi juga menyimpan narasi penting tentang identitas nasional dan peran aktif bangsa dalam percaturan global.
Di Museum Konferensi Asia Afrika, siswa-siswi IIEC diajak menelusuri jejak sejarah pertemuan bersejarah tahun 1955 yang melahirkan semangat solidaritas antarbangsa di tengah arus kolonialisme.
Melalui dokumentasi visual, arsip diplomatik, dan ruang sidang yang masih terjaga keasliannya, para peserta memperoleh pemahaman tentang pentingnya peran Indonesia dalam membangun tatanan dunia yang lebih adil dan setara.
Sementara itu, Museum Gedung Sate menawarkan perspektif berbeda yang tak kalah menarik. Sebagai ikon arsitektur kolonial yang kini berfungsi sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, museum ini menyajikan informasi tentang sejarah pembangunan Gedung Sate, transformasi fungsionalnya, serta dinamika sosial-politik yang melingkupinya.
Melalui teknologi interaktif dan pameran tematik, siswa dapat memahami bagaimana ruang fisik dapat merefleksikan perjalanan sejarah dan identitas lokal. Kunjungan ini memperkaya wawasan siswa tentang hubungan antara ruang, kekuasaan, dan narasi kebangsaan.
Dengan mengamati langsung artefak, ruang sejarah, dan narasi visual, siswa tidak hanya belajar tentang masa lalu, tetapi juga diajak untuk merenungkan peran mereka sebagai generasi penerus yang berkontribusi bagi masa depan.
4. Aktivitas dan Interaksi Siswa
Deskripsi kegiatan siswa selama kunjungan: tur edukatif, diskusi interaktif, pencatatan observasi.
Kutipan atau refleksi siswa (bisa fiktif tapi representatif), misalnya: “Melihat fosil asli membuat pelajaran IPA terasa nyata dan seru,” ujar Aisyah, siswa kelas 8.
Peran guru sebagai fasilitator pembelajaran selama kunjungan.
Nilai Edukatif dan Dampak Pembelajaran
Kegiatan field trip ini memberikan kontribusi signifikan terhadap penguatan kompetensi siswa dalam berbagai aspek pembelajaran. Melalui interaksi langsung dengan ruang sejarah dan narasi visual, siswa-siswi IIEC diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan analitis.
Di Museum Konferensi Asia Afrika, siswa belajar tentang diplomasi, solidaritas antarbangsa, dan peran Indonesia dalam sejarah global. Nilai-nilai seperti kepemimpinan, keberanian moral, dan semangat kolaboratif menjadi bagian dari pembelajaran yang tidak hanya kognitif, tetapi juga afektif.
Sementara itu, kunjungan ke Museum Gedung Sate memperkenalkan mereka pada dinamika arsitektur, tata kelola pemerintahan, dan identitas lokal yang terwujud dalam ruang fisik.
Melalui pendekatan ini, siswa diajak untuk memahami bahwa sejarah bukan sekadar masa lalu, melainkan fondasi bagi pembentukan karakter dan wawasan kebangsaan.
Secara keseluruhan, pembelajaran berbasis pengalaman seperti ini menjadi elemen penting dalam pendidikan holistik yang menggabungkan ilmu, nilai, dan praktik nyata dalam satu kesatuan yang utuh.
Penutup
Melalui pengalaman langsung di ruang-ruang sejarah, siswa-siswi International Islamic Education Council (IIEC) tidak hanya memperluas wawasan akademik, tetapi juga mengasah kepekaan sosial, memperkuat identitas kebangsaan, dan menumbuhkan apresiasi terhadap nilai-nilai peradaban.
Field trip ini menjadi bukti bahwa ketika pembelajaran dirancang secara kontekstual dan reflektif, maka setiap langkah siswa adalah bagian dari proses tumbuhnya karakter dan kesadaran diri sebagai bagian dari masyarakat global yang berakar pada nilai-nilai luhur bangsa.
Great Students are Produced by a Great School
International Islamic Boarding School Republic of Indonesia (IIBS-RI) adalah bagian dari Yayasan International Islamic Education Council (IIEC), yang didirikan di Indonesia sebagai simbol representasi umat Islam dunia.
IIBS-RI berbasis kepada lima pilar kurikulum yang dirancang sebaik mungkin dan terintegrasi menjadi satu kesatuan tak terpisahkan sehingga menjadikan sekolah ini sebagai sekolah kehidupan. Dimana mencetak anak didiknya, menjadi individu yang terisi segala aspek kehidupan baik itu pola pikir, rohani, jasmani dan keterampilan.
Keunggulan IIBS-RI
IIBS-RI adalah sekolah Islam berkonsep asrama yang menerapkan ajaran-ajaran Islam sesuai Al-Qur’an dan Sunnah yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Sekolah Boarding bertaraf International.
2. Terakreditasi A.
3. Overseas Program ke Negara: Jordan, New Zealand, Canada, United State dan Australia.
4. Program Akselerasi.
5. Target Hafalan 2 Juz.
6. Fasilitas Sekolah yang Menarik.
7. Networking.
8. Mendapatkan Ijazah Nasional (Diknas) dan International (Ijazah yayasan IIEC).
Hubungi Kami
Mari bergabung bersama kami, menjadi bagian keluarga besar IIBS-RI (International Islamic Boarding School Republic of Indonesia). Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, silahkan hubungi kami pada kontak yang tertera di bawah ini:
Email: admission@iiec-edu.com
Telp: +62-811-116-114
WhatsApp: +62-811-116-114 (klik untuk chat langsung)
Pendidikan IIBS-RI adalah berdasarkan Al-Quran dan sunnah Rasul ﷺ yang menghantarkan manusia pada cakrawala ilmu yang terang benderang, melebur tembok-tembok perbedaan serta menembus tabir-tabir kegelapan.
Pendidikan ini mengantarkan anak-anak kita untuk dapat menjadi umat yang mampu mengimplemantasikan Islam secara utuh dan konsisten, karena dengan demikianlah mereka dapat menjadi lokomotif serta menjadi tulang punggung tegaknya kemuliaan hidup di muka bumi ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh International Islamic Boarding (@iibs.ri)



